Hujan
telah mengguyur berbagai wilayah yang menyebabkan hawa panas dan gerah
berangsur menjadi dingin. Apalagi jika hujan berlangsung terus menerus
tanpa henti selama beberapa hari, dapat kita tebak akibatnya. Banjir
dimana-mana, air meluap, tanah longsor dll. Jika hal ini tidak
terkendali tentu akibat yang ditimbulkan tak sesederhana yang
dibayangkan. Kerugian materi dan korban jiwa bukan mustahil terjadi,
seperti yang sering kita lihat melalui berita di televisi akhir-akhir
ini.
Gambar nebeng di sini
Hujan yang
turun dengan deras meski sampai beberapa hari tak akan menimbulkan
ketakutan selama keadaan lingkungan terkendali. Mereka yang berada di
dataran tinggi akan tetap tenang karena kecil kemungkinan banjir datang
menghampiri. Namun ketakutan justru dirasakan manakala hujan disertai
angin kencang dan petir yang menyambar-nyambar dengan suara gemuruh
meledak-ledak. Suasana hujan yang tak bersahabat yang lebih kita kenal
dengan badai inilah membuat kita yang berada di bawah guyuran air hujan
menjadi ketakutan dan khawatir.
Angin
kencang bisa saja reda, namun petir belum tentu. Selama hujan masih
berlangsung petir pun tak akan hilang begitu saja. Lalu mengapa hujan
disertai petir? Banyak diantara kita yang kurang mengetahui tentang hal
ini. Kita sering merasakan bagaimana takutnya ketika hujan disertai
petir yang menggelegar menyambar-nyambar. Kita tak tahu apa yang
sebenarnya terjadi. Banyak diantara kita yang memilih berdiam diri di
rumah sampai hujan mereda.
Sebenarnya apa sih petir itu? Dan mengapa orang sangat ketakutan ketika ada petir?
Petir adalah
bunga api raksasa diantara dua massa benda yang memiliki medan listrik
berbeda. Petir sering juga disebut sebagai kilat, halilintar, geledek,
bledek, guntur atau guruh yang suaranya menggelegar di langit. Petir
dapat muncul sebelum atau ketika turun hujan. Tetapi tidak selamanya
hujan disertai dengan petir.
Sebagai
gambaran, kita lihat gumpalan uap air berwujud awan di langit
masing-masing memiliki medan listrik positif dan negatif. Bila terjadi
gesekan diantara keduanya maka terjadilah petir. Hal inilah yang
menyebabkan petir bisa muncul ketika hujan. Awalnya, udara panas yang
lembab di bumi naik ke angkasa. Dan udara yang naik ini berubah menjadi
udara dingin yang kemudian mengembun menjadi awan cumulus yaitu awan
dengan ukuran kecil. Awan-awan cumulus makin lama makin tinggi dan
membentuk awan cumulonimbus atau awan yang berukuran besar.
Di awan
cumulonimbus inilah terjadi penumpukan muatan listrik. Pada bagian
paling atas awan berisi muatan listrik negatif sedangkan di bagian
tengah bermuatan listrik positif dan di bagian paling bawah berkumpul
menjadi satu muatan listrik positif dan negatif. Di bagian paling bawah
inilah terjadi lontaran petir karena muatan listrik yang berbeda saling
bergesekan sehingga menimbulkan energi ledakan yang luar biasa. Ketika
petir melesat keluar dari awan maka udara yang dilewatinya akan
terbelah. Itu sebabnya mengapa suara petir terdengar bergemuruh dan
meledak-ledak.
Tetapi yang
sering kita lihat adalah kilatan cahaya dulu baru disusul dengan suara
gemuruh atau ledakan. Mengapa demikian? Hal itu terjadi karena kecepatan
cahaya yang melebihi kecepatan suara. Ingat, bahwa laju kecepatan
cahaya adalah 300.000 km/detik. Sedangkan petir yang melesat di angkasa
kecepatannya 150.000 km/detik atau setengah dari kecepatan cahaya. Luar
biasa sekali khan? Selain itu kekuatan sambaran listriknya mencapai 1
juta volt per meter.
Nah, apa
yang terjadi jika suatu benda tersambar petir? Benda yang tersambar akan
rontok, bangunan hancur, pohon pun tumbang. Pernah kejadian pada suatu
pertandingan sepakbola di tengah hujan, petir menyambar dan menewaskan
sejumlah para pemainnya. Badannya langsung gosong dan yang tak terkena
sambaran secara langsung pun menjadi pingsan. Setelah sadar mereka
merasakan nyeri yang luar biasa di sekujur tubuhnya.
Oleh karena,
itu berhati-hatilah jika keluar rumah ketika hujan dengan kilat
menyambar-nyambar. Hindari berteduh di bawah pohon dan tempat yang
kurang terlindung. Sebab kita bukanlah gundala, sang putra petir atau Ki
Ageng Sela yang konon tak mempan ketika tubuhnya disambar petir bahkan
petir tersebut berhasil ditangkapnya kemudian dipertontonkan di hadapan
orang banyak.
Namun petir
tak akan secara sembarangan menyambar sesuatu. Ia hanya menyambar
sesuatu yang ada di tempat terbuka seperti lapangan dan areal persawahan
atau sesuatu yang tinggi misalnya pohon, gedung bertingkat dan menara.
Itulah mengapa di setiap gedung bertingkat selalu dipasang penangkal
petir. Tujuannya agar energi petir dapat langsung diarahkan ke bumi
melalui kabel yang dipasang dari atas gedung sampai ke dalam tanah
sehingga netral.
Selain itu
ada baiknya kita berdoa ketika hujan lebat dan petirnya
menyambar-nyambar agar kita semua terhindar dari bahaya petir.
“Allahumma laa tuqtulnaa bighadhabika wa laa tuhliknaa bi’adzaabika wa ‘aafinaa qabladzaalika”
(Ya
Allah, janganlah Engkau bunuh kami dengan kemurkaanMu, janganlah Engkau
binasakan kami dengan siksaMu dan selamatkanlah kami sebelum kejadian
ini).
0 komentar:
Posting Komentar